Selamat Datang Para Penggila Idung Mungil! Isi blog ini semata-mata untuk menghibur fans-fans semua. Selamat senang!

Senin, 21 Oktober 2013

Cantik, Si Kucing Kampung

     Selain kedua orang tua, dua bocah beringas, dan seorang bayi mungil, di rumah ada juga makhluk Tuhan paling sexy, namanya Cantik. Cantik adalah kucing kampung yang entah sejak kapan dia hadir dan menghiasi kehidupan keluarga gue. Dia kucing kampung dengan bulu putih berpadu noda hitam dan coklat, idung mungil sedikit basah, dan matanya berbelek, membuatnya sangat menggemaskan.

    Gue ingat ketika si cantik datang ke rumah di tengah hujan, dor.. dar gelap, petir menyambar-nyambar, bulunya  basah kuyup, sangat menyedihkan. Dia datang tersedu-sedu meminta pertolongan. Bapak langsung datang menghampirinya dan memberikannya handuk. Dia terlihat sedih, mungkin dia akan mengakhiri hidupnya.

     "Kenapa?" tanya Bapak.
    "Hidupku sudah tidak ada artinya pak. Aku diusir dari rumah sebelah, katanya aku ini tidak berguna, nangkap tikus aja nggak becus. Padahal mereka nggak tau pak, kalau saya pobhia tikus, makanya yang saya kejar itu cicak, minimalkan di rumahnya nggak ada cicak? Benerkan pak? Huhu... hidup saya nggak ada artinya lagi pak, saya mau bunuh diri saja! ARGHH," dia langsung teriak, mengagetkan kita semua.

    Gue yang memperhatikan kejadian itu terbawa suasana, tiba-tiba saja air mata ini mengalir, perih. Gue langsung teriak, "Siapa yang taro bawang di SINI!?".  Mama juga yang sedari tadi diam, akhirnya membuatkannya kopi panas, karena mama pikir kucing itu kesurupan.

   "Kamu tidak boleh putus asa, hidup itu anugrah. Apa pun keadaanmu, kamu tetap harus bersyukur," kata Bapak bijak. Bapak menghembuskan napas panjang, seperti sedang berpikir, lalu tiba-tiba dia berkata, "Bagaimana kalau kita rawat dia?"

    Gue langsung keluar, pura-pura liat awan. Mama langsung kembali ke dapur, pura-pura liat piring. Kedua bocah beringas langsung berhadapan, pura-pura berantem. Eh bukan pura-pura, memang berantem beneran. Mereka berantem untuk memperebutkan si Cantik. Kedua bocah itu, Zidan dan Opik bahagia karena bapak mengijinkan merawat kucing itu. Mereka berebutan mendapatkan si Cantik. Zidan memegang kepalanya, Opik kaki dan buntutnya. Bisa dibayangkan, tubuh si Cantik mendadak elastis.

   Tidak terasa sudah 5 tahun kami hidup bersamanya. Gue nggak nyangka dia akan betah tinggal di rumah kami. Padahal gue jarang banget kasih dia makan, tapi sepertinya dia tidak pernah merasa lapar. Mungkin dia sudah jajan di luar, karena gue lihat dia sering pulang malam dengan keadaan perut membuncit.


   Selain tidak memberi makan, kadang dua bocah beringas juga selalu memperlakukannya semena-mena. Ceritanya Opik pulang sekolah merasa kangen dengan si Cantik. Dia datang langsung menghampiri Cantik, dengan senyum manis si Cantik menyambutnya. Mereka pun berpelukan dan bermesraan. Opik menggendong Cantik dengan penuh kasih sayang. Tiba-tiba si Cantik ingin buang air besar, dia mau keluar, tapi Opik tidak mengijinkan. Cantik marah karena sudah tidak kuat, lalu di cakarlah tangan Opik. Dengan kesal Opik membanting si Cantik sampai terdengar bunyi *NGEK. Yang gue heran, si Cantik tetap pulang ke rumah dan menggelayut mesra (lagi) sama si Opik, menjilati kaki dan minta di belay. Padahal kejadian itu terus berulang-ulang.

   Zidan sebenernya bukan tipe penyiksa binatang. Kalau ada si Cantik dia selalu ngelus-ngelus bulu si Cantik dengan konsisten. Dia menyayangi si Cantik. Namun, ketika Opik menyerang semua berubah. Zidan tidak mau Cantik disiksa oleh Opik, maka dari itu dia pegang si Cantik kuat-kuat. Opik tidak menyerah, dia berusaha merebut si Cantik dan akhirnya mendapatkan buntutnya. Seperti yang sudah-sudah, tubuh Cantik berubah elastis. Ada kekuatan tarik menarik yang sangat luar biasa. Gue jadi kasian.

   Sebenernya diam-diam gue salut sama si Cantik. Dia tetap tabah walau siksaan datang mendera. Padahal dulu dia datang dengan tersedu-sedu dan ingin bunuh diri. Tapi yang gue lihat, dia tegar. Berapa kali disiksa, dia tetap tidak melawan, diam saja diperlakukan semena-mena. Trus yang gue salut lagi, dia tidak menyusahkan orang rumah dengan kotorannya. Jarang gue temuin kotoran berupa tahi di rumah. Dia kalau berak selalu keluar rumah. Beda banget sama si Jablay, kucing kosan yang udah dua kali ngasih gue hadiah tahi depan kamar.

   Sekarang si Cantik menjelma jadi gadis remaja. Ini membuat Mama sedikit mencemaskannya. Mama bilang kalau pergaulan anak muda zaman sekarang sangat liar. Makanya Mama melarang anak gadis keluyuran malam hari dan berkencan dengan pria-pria hidung belang. Namun sepertinya Cantik mengabaikan nasehat Mama.

   Kisah cintanya dimulai sejak ia puber di usianya yang ke-17 tahun. Untuk pertama kalinya dia pake miniset bunga-bunga, menandakan kalau dia sudah dewasa. Dia sering menata rambutnya, dan menggunakan lipstik. Dia juga bergaul dengan banyak kucing. Sering keluar malam dan pulang pagi dengan sempoyongan. Dia mungkin berpesta di tempat sampah depan rumah, bersama teman-temannya.

***

    Suatu hari gue kaget, saat gue keluar rumah untuk membuang sampah, banyak sekali kucing jantan.  Ada sekitar tujuh ekor kucing jantan. Gue pikir mereka nunggu sisa makanan yang gue anggap sampah ini. Pas gue buang sampahnya, para kucing jantan tetap standby depan rumah sambil curi-curi pandang ke arah rumah. Gue nggak kepikiran sama sekali kalau hari itu adalah hari Sabtu.

    Kucing-kucing itu mengeong, memanggil si Cantik. Gue bingung langsung nanya sama si Cantik, "Siapa sih mereka? Berisik banget."
   "Mereka itu yang suka sama aku, padahal akunya nggak mau sama mereka," ucapnya sombong. Dia menghina gue yang saat itu tidak ada laki-laki yang berkunjung ke rumah.
    Gue dongkol. Saking dengkinya kucing yang berisik itu gue siram sama air, "Pergi sana, Cantik bilang dia nggak suka sama kalian ngapain masih diem di situ."
    "Yee.. segitunya marah nggak diapelin pacar," ucap si Cantik melengos mendekati para pejantan itu.

    SIAL.
 
   Nah, yang gue nggak ngerti adalah dia tetap mendekati kucing-kucing hidung belang itu. Padahal dia sendiri yang bilang kalau dia nggak mau sama mereka. Akhirnya ketujuh pejantan itu mendekati si Cantik. Gue lihat si cantik masih jutek dengan ketujuh pejantan itu. Namun, lambat laun si cantik berlabuh juga kepada salah satu pria yang jelek dengan kumis tipis dan bulu belang-belang abu. Mereka pun kawin. Enam pejantan yang lainnya kecewa, tapi tidak sedikitpun berniat meninggalkan si Cantik.

   Setelah kawin, si Cantik tetap di kejar-kejar oleh ketujuh pejantan itu. Yang udah kawin pun kepingin kawin lagi. Gue suruh masuk aja si Cantik ke dalam rumah. Gue kesel karena ternyata kucing yang lagi kawin itu berisik.

    Keesokan paginya, Cantik sudah berdandan rapi. Dia seperti akan pergi ke suatu tempat, entah kemana. Gue nggak mau langsung nanya karena dia sepertinya sudah siap untuk berangkat. Tidak lama, datanglah kucing anggora jantan dengan bulu abu yang lebat, sangat gagah. Oh, dia akan berkencan dengan kucing anggora itu...

   Cantik berpamitan kepada Mama, Bapak, dan gue. Cantik menyalami tangan Mama dan Bapak. "Mama aku pergi ya," kata si cantik. Mama pun mengangguk. Dan akhirnya, mereka pun pergi. Mama sangat merestui jika si Cantik berjodoh dengan kucing anggora itu. Hidup si Cantik akan terjamin, begitu kata Mama. Anehnya hari itu, ketujuh pejantan itu tidak terlihat batang idungnya. Apa mereka sadar diri, kalau mereka bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan kucing anggora ini?

   Namun, kisah cinta si Cantik terus berlanjut. Terdengar kabar bahwa si Cantik ditaksir juga oleh kucing perumahan sebelah. Cantik galau dan bingung harus memilih siapa. Sampai akhirnya, delapan kucing jantan itu pun selalu menghiasi hari-hari si Cantik, dan memusingkan Mama. Hampir setiap harinya mereka datang dan mengganggu ketenangan rumah.

   Tapi, gue pernah bilang sama dia gini, "kata afgan jodoh itu pasti bertemu..." Cantik senyum dan berkata, "YEAH, aku bertemu dengan mereka semua, berarti mereka semua jodohku!"

    Gue diem.

 -_____________________________-"




THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...