Selamat Datang Para Penggila Idung Mungil! Isi blog ini semata-mata untuk menghibur fans-fans semua. Selamat senang!

Rabu, 29 Januari 2014

Sekilas INPOH!

Berita HOT, Bandung- Para kaula muda digegerkan oleh penemuan seonggok daging montok dan bahenol di kawasan Tamansari Bandung. Seonggok daging tersebut ditemukan pada saat idola-idola zaman sekarang dinilai kurang kreatif dan menghibur. Kurangnya daya tarik idola kaula muda zaman sekarang dikarenakan terlalu ciyusnya dunia per-boyband-an dan per-joget-an massal di Indonesia. Para fans merasa bosan dan kecewa karena idola mereka pada umumnya terlalu latah dalam mempertontonkan aksinya. Lebih cenderung ikut-ikutan dan membabi buta dalam mengumbar sensasi.

Tim Buru Idola akhirnya menangkap seonggok daging montok dan bahenol pada malam Jumat, dini hari. Penangkapan ini diakui kedutaan artis bangsa-bangsa sebagai momen yang sangat tepat dalam menghentikan aksi semena-mena boyband dan sejenisnya, yang terlalu banyak membohongi publik dengan lipsing yang mereka lakukan. Dengan kejenuhan yang memuncak, akhirnya mereka berhasil meringkus idola baru berinisial IM.

Selasa, 28 Januari 2014

bukan seperti ini ~~~

bukan ingin berbicara air mata
bukan ingin memperlihatkan duka
bukan ingin menangisi luka
bukan ingin berbuat dosa
bukan ingin berada dalam kemelut cinta
bukan ingin menjadi makhluk durhaka
bukan ingin bermuka dua
bukan ingin hidup sengsara
bukan ingin meninggalkan prasangka
bukan ingin melepaskan cita-cita
bukan ingin menjadi beban derita
bukan ingin jadi manusia tak berguna
bukan ingin diam tanpa kata
bukan ingin berhasil tanpa usaha
bukan ingin menebar sensasi belaka
bukan ingin selalu dipuja
bukan ingin hidup penuh pura-pura
bukan ingin mendapat celaka
bukan menginginkan hal itu-itu saja
bukan ingin itu, bukan seperti itu, bukan, karena aku hanya manusia biasa...


gambar: google

Sabtu, 18 Januari 2014

Hentikan Air Mata Ini!

Hentikan air mata ini!
Tetesan air mata jatuh dari pelupuk langit
Berhiaskan awan kehitaman bergerombol jadi satu
Ada kecemasan luar biasa, bagi penduduk yang sudah terbiasa...

Hentikan air mata ini!
Hembusan nafas malaikat ikut "berpesta" di bawah perintah Sang Pencipta
Ada kembang api di sana, yang lebih dikenal sebagai "petir yang mengkilat",
bersorak-sorak meramaikan suasana
Kegelisahan bagi makhluk yang mendustakanNya...

Air mata ini jatuh lagi di awal tahun,
Menghentikan tawa ceria dari kezaliman kaum hedonis
Lebih sibuk bergoyang di layar kaca, mempertunjukan keseronokan dan kebodohan,
lalu berburu partai-partai agar masuk KPU dan dicoblos dada atau otaknya yang kosong,
bahkan penyakit PENGABAIAN pun mulai menular pada generasi muda, yang dengan gampangnya dibodoh-bodohi figur idolanya... (ketidak-pedulian-lah yang akhirnya menang, dalam merusak bumi ini)
Kesalahan menyakiti diri sendiri, membuat kumpulan tetesan-tetesan air mata ini,
menenggelamkan kesombongan dan kemunafikan para pemimpin bumi,
yang mengotori, memperkosa, menyiksa bumi ini...

Hentikan air mata ini!
Biarkan putih menentramkan hati ini...
Biarkan kilauan sinar mentari melukiskan keindahan karya Agung ini..
Biarkan calon anak bangsa menari bersama rerumputan hijau, sungai yang mengalir, gunung-gunung yang menjulang, dan pohon-pohon pelindung ini..
serta pemimpin-pemimpin yang adil lagi bijaksana menentramkan hati ini...

Sehingga air mata ini berhenti menangis, dan
membiarkan kami hidup lebih dari 1000 x 1000 Tahun Lagi!

gambar: google

Sabtu, 04 Januari 2014

Bicara Waktu (Kicauan Malam)

Sang waktu terus berjalan,
tanpa ada satu kekuatan pun yang mampu menghentikan. (Dr. Tanti Manurung, SH.MH)

Teringat kembali tentang perjuangan meneriakan keadilan, lewat suara cempreng dari mulut kecil ini...
Ikut peran dalam pentas yang dinamakan Kebangkitan Cahaya Bangsa membuatku seperti kembali dalam masa belum merdeka. Menangis, tertawa, tersiksa oleh sejarah negara...

Aku berdiri ditonton ribuan pasang mata, membaca narasi yang mengandung limpahan makna, 
kata-katanya seperti mantra mutiara di samudra, kemilau,  aku mencintai setiap butir fakta tentang kekayaan bangsa, penuh daya dan pesona..

Tapi kini, aku terkulai dalam dekapan mimpi tak bertepi, 
Lupa diri-puas diri-tiada peduli..., di segala lini (narasi # 16)
Ya benar, anak bangsa telah diracuni oleh "PENGABAIAN"
Begitulah aku mengaca diri, terlalu di-ninabobo-kan kemalasan, kebodohan, dan ketidakpedulian,
apatis, egois, dan penganut hedonis. Ironis!
Seakan lupa, bagaimana dulu bersemangat memperbaiki kerusakan bangsa ini...



waktu terus berlari, dia tak dapat menunggu,
waktu seakan tak peduli apakah aku siap atau tidak untuk maju,
waktu terus saja berjalan, bahkan dia tak mau menoleh ke belakang walau sedetik untuk melihatku.
waktu telah meninggakanku...

Tunggu!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Aku belum merdeka dari diri sendiri... 

now playing : ~"MATAHARIKU- AGNES MONIKA"

Kamis, 02 Januari 2014

Cerpen: Kisah Gadis

Aku terjaga dari bunga tidurku yang panjang. Ku gesek kedua mata yang masih tertutup rapat dengan telapak tanganku cepat. Aku terdiam, mengatur nafas yang tersenggal-senggal dengan kesusahan. Entah mimpi apa aku semalam sehingga membuat hati tak menentu rasanya.

Ku lihat jam dinding yang sedang menunjukan pukul enam pagi, waktu dimana seharusnya orang-orang ramai mempersiapkan kegiatan paginya. Namun, sepertinya suasana yang dihadirkan di rumahku tidak demikian, begitu damai dan tenang, sepi sekali. Tidak mungkin rasanya kalau Mama belum bangun.

Ku langkahkan kaki menuruni anak tangga satu persatu. Hingga pada anak tangga terakhir ku sapukan pandangan ke seluruh ruangan sampai tak ada sedikit pun yang luput dari pandanganku, tapi aku tak menemukan mama dimana-mana. Tak kurasa keringat membanjiri tubuhku. Aku banyak kehilangan cairan tubuh akibat mimpi menyeramkan itu. Pantas saja tenggorokanku terasa sakit dan kering. Ku dekati lemari es yang terletak tidak jauh dari tempatku berada, untuk mengambil sebotol air dingin. Sebelum membuka pintu, ternyata aku menemukan secarik kertas yang sepertinya itu pesan dari mama.

"Gadis,
Mama pergi ke tempat kakek dan nenekmu,
Tidak lama kok sayang Cuma tiga hari, nenekmu sakit.
Maaf tidak memberitahumu sebelumnya, baik-baik ya!"
Mama.
Pantas! Kenapa rumah begitu sepi, ternyata mama pergi ke Bandung, kota dimana kakek dan nenek berada. Seandainya saja aku memiliki seorang adik, mungkin rumah ini tidak akan sepi seperti ini. Rumah ini memang hanya ada aku dan mama.

Ayahku telah bercerai lima tahun yang lalu dengan mama, membawa semua kebahagiaanku, kepercayaanku, dan harapanku. Saat itu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, terlalu labil untukku merasakan permasalahan hidup seperti itu. Waktu terus berjalan, aku tersadar dari lamunanku. Mengapa aku memikirkan hal itu lagi? Padahal aku ingin sekali melupakannya. Ternyata aku masih belum bisa melupakannya. Ah sudahlah, aku harus segera bersiap untuk pergi ke sekolah.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...