Selamat Datang Para Penggila Idung Mungil! Isi blog ini semata-mata untuk menghibur fans-fans semua. Selamat senang!

Minggu, 14 April 2013

Cerpen karya anak Ciparay

Ada cerpen nih, lumayan bisa baca-baca cerpen di akhir pekan. Oh, ini tentunya bukan cerpen gue, tapi cerpen buatan anak murid gue. Jangan salah, pesek-pesek gini gue punya anak murid. Yah, mereka murid-murid kesayangan gue di SMAN 1 Ciparay. Lo tau, hasil cerpennya itu bagus-bagus, ternyata mereka lebih jago nulis, ketimbang gurunyaaa....
langsung aja ya ....

Belenggu dalam Tangkai Mawar
oleh Firna Melinda

Aku kembali menghirup napas yang terasa menyesakkan dada. Aku mencoba tersenyum. Ini kesekian kalinya dia terlambat. "Dita maafin aku ya?", selalu saja, selalu bersikap datar. Aku hanya tersenyum. Dia meraih tanganku, matanya redup. Demi Tuhan aku tahu apa artinya ini.
  "Aku tadi terlambat karena aku ingin mencoba apakah kau setia menantiku atau tidak, tapi kau setia... dan aku senang kau seperti itu Dita", dia meremas tanganku. Tidak! Kau salah! Aku tahu sebenarnya kau menunggu wanita itu, tapi wanita itu tidak datang lagikan? maka kau mau menemuiku, benarkan?
  "Aku mengerti" hanya itu yang mampu aku ucapkan. Terlalu banyak jika aku harus jujur atas perasaanku yang sesunguhnya atas semua dusta yang kau lakukan. 
  "Terimakasih, Dit, terimakasih" bisiknya. Dia memelukku. Perih, terlalu perih hatiku ketika melihatmu seperti ini. Seandainya wanita itu datang, apakah kau akan menemuiku dan memelukku seperti sekarang ini? 

Aku tahu sebenarnya aku bisa terlepas dari semua derita ini. Pilihannya hanya ada dua, melanjutkan kisah yang pedih ini atau aku berhenti maka aku akan terbebas dari kisah pedih ini. Tapi... aku lebih memilih melanjutkan kisah pedih ini, setidaknya aku masih bisa disampingnya mendengarkan cerita-ceritanya, walaupun aku tahu aku hanya sebuah bayangan hitam dalam hidupnya.

Aku hanyalah kupu-kupu yang hinggap pada mawar merah yang cantik, lalu ada seorang anak yang memetik mawar tersebut, tanpa ia tahu ada kupu-kupu didekatnya tangkai mawar itu. Anak itu mencengkram erat bunga mawar itu sehingga sang kupu-kupu tertusuk pada tangkai mawar merah tersebut. Saking dimanjakan oleh bunga mawar itu, kupu-kupu tidak mengetahui kalau duri yang menempel pada tubuhnya sudah semakin dalam. Sang kupu-kupu hanya bisa pasrah ketika mawar itu melukainya. Jika kupu-kupu itu pergi, maka akan ada sebagian sayapnya yang berlubang karena duri, maka ia akan kesusahan dalam perjalanan hidupnya, seperti itulah aku. Seperti kupu-kupu yang terbelenggu dalam genggaman anak kecil pada bunga mawar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menanti keajaiban Tuhan agar dia bisa meredakan sakit yang selama ini sudah kurasakan. Semoga Tuhan memberikan keajaiban, agar dia bisa mencintaiku, seperti aku mencintainya.


Oh No! You Are?
oleh Hananda

Selama aku hidup di dunia ini, begitu banyak pertanyaan yang terlintas dipikiranku. Termasuk ini...

Mengapa orang yang aku sukai seorang gay?

Tiba-tiba tawa kami lenyap. Aku sama sekali tak percaya dengan apa yang ku dengar saat ini. Seakan dunia berhenti berputar, seolah semua menjadi diam tidak bergerak sama sekali.
  "Benar, aku seorang gay", ucap Edo pelan. Mataku membulat tak percaya, sesuatu yang tidak mungkin aku lakukan sepanjang hidupku, mencintai seorang gay.
  "I...inii bohongkan?", tanyaku dengan suara sumbang. Edo hanya menatapku tanpa bicara. Situasi ini sangat menyulitkan bagiku, aku menggeleng beberapa kali. "Heiii! Kamu seorang gay?" ucapku sedikit meng-gertaknya. Ia kembali menatapku, mencoba meyakinkanku. Rasana aku tak mampu untuk menahan tawa, Edo pasti berbohong. 
  "Maaf", katanya tiba-tiba, membuat tawaku berhenti.
  "Do... kamu... kamu bercandakan? kamu bukan G-A-Y kan?", tanyaku sengaja mengeja kata gay. Edo hanya terdiam. "ARVENDO KHILAL GIBRANI, Kamu Bohongkan? Itu semua nggak benerkan? kamu pasti bohongg!" teriakku tanpa pikir panjang, aku pergi meninggalkannya yang masih terduduk di lantai depan kelas. Hatiku kalut, ada perasaan kecewa dalam diriku. Aku mencintai seorang gay!
   "GAAKK... Ini semua nggak bener! Edo bukann gay!!" batinku.

Drr...ddrr...
Ada Sms, ku buka dengan sigap. Aku berharap Edo yang menghubungiku dan berkata bahwa semua ini adalah bohong.

From: Edoedoedo~
Ann... maaf, aku sungguh minta maaf. Benar, aku seorang gay dan aku mohon kau jangan membenciku. Aku ingin tetap dekat denganmu, berteman denganmu. Maaf baru memberitahumu sekarang.

Hatiku sakit saat itu jugaa. Aku tak menyanka Edo sahabat kecilku adalah seorang gay. Apa tidak ada perempuan yang bisa membuatnya jatuh cinta? Apa aku juga tidak menarik menurutnya? Oh.. no.. I love a gay boy? tidak mungkin.

(2 hari kemudian)

  "Kakak... ada Edo.", teriak ibuku, dengan sedikit malas aku keluar kamarku.
  " Hei!", sapanya lalu tersenyum. Aku hanya menatap masam. Hari ini dia mengajakku jalan. Kami pun berpamitan pada ibu. Ibu kelihatannya biasa saja melihat kedekatanku dengan Edo. "Ayoo.... ", ucapnya lagi. Dia pun langsung menggandeng tanganku. Aku tersenyum, senang sekali mendapatkan perlakuan seperti ini darimu, Do... aku ingin mengatakannnya.

Seharian sudah kami lewati bersama, aku sangat menikmatinya. Kata gay seolah hilang dari pikiranku. Sebelum pulang ia mengajakku ke sebuah taman kota, kami duduk disebuah bangku.
  "Do...", ucapku. Aku benar-benar tak tahan untuk mengatakan bahwa aku menyukainya.
  "Ya",  ucapnya lalu Edo menatapku.
  "Cerita, kenapa bisa begini?" pintaku dengan nada memelas.
  "Baiklah, namanya Reno. Aku suka sama dia. Kamu harus ngerti" katanya dingin.

Haa? Reno? cowo populer disekolah itu? Oh Tuhannn, aku nggak percaya kenapa harus Reno. Do, kamu benar-benar...

  "Kamu pasti kenalkan? Cowok itu yang buat aku jatuh hati", sambungnya. Aku semakin tak percaya, Edo dan Reno? Gak, ini nggak mungkin! tapi aku hanya bisa diam mendengar kata-katanya tadi. "Ann.. Maaf" ucapnya lagi.
  "Tapi kenapa do? kenapa kamu suka?" 
  "Karena aku menyukainya, tidak ada alasan bagiku untuk memberitahukannya. Hanya itu alasan utama mengapa menyukai Reno. Oh.. bukan, apa aku pantes manggil Reno dengan Kak Reno kaya kamu? huh... aku ingin" jawabnya panjang lebar seperti gaya perempuan kebanyakan, yang membuatku ingin muntah. Ya Tuhan Edo, kenapa kamu genit sekali.
  "Heh... yang bener?"
  " Iya, Reno emang cowok yang aku suka dari dulu" ujarnya dengan mimik muka yang penuh kesungguhan. Tuhan aku ingin berteriak dan mengatakan bahwa aku menyukainya, untuk apa dia menyukai Reno.
  "Aku suka kamu", akhirnya aku mengucapkanya, aku tertunduk.
  "Oya?", tanyanya. Aku mengangguk.
  "Tapi aku..." ucap Edo tertahan.
 "Tapi apa? Kamu gay Do?" teriakku. Edo mendekat dan membelai rambutku. Kulihat wajahnya, aku memberanikan diri untuk memeluknya sebagai tanda bahwa aku benar-benar menyukainya, tapi dia sama sekali tak membalas pelukanku. Apa ia benar-benar gay?
  "Anna, apa kamu benar menyukaiku?" tanyanya. Aku terdiam dan melepas pelukanku, aku terlanjur malu untuk kedua kalinya. "Beneran?" dia mengulangi pertanyaannya.
  "Nggak, kamu pasti salah denger!", jawabku bohong.
  "Lalu, mengapa kamu memelukku?", ucapnya lagi seperti menantangku.
  "Ah.. itu nggak penting, anggap saja nggak mendengar apa-apa. Oh iya, mending kita pulang, ibu pasti marah kalau aku pulang terlalu sore", jawabku mengalihkan. Aku berasa konyol di depannya. Aku pun berjalan mendahuluinya. Aku berharap ia memanggilku seperti di drama-drama korea. Si pria mengejar wanita yang ia sukai, lalu berkata,"aku juga menyukaimu, maaf". Aku terus berjalan, namun Edo memanggilku.
  "Annalise", aku langsung senang dan berbalik. Apa ia akan mengatakannya?
  "Motornya di sana!" 
Jedarrr!! Seperti ada petir yang membuatku patah hati. Aku hanya mengangguk dan berjalan. Bodoh, apa yang kamu lakukan, annalise! Cukup jauh aku berjalan. Motornya pun tinggal beberapa langkah lagi sampai akhirnya ada seseorang menarik tanganku.
  "Aku juga menyukaimu", 
Aku mengangakat kepalaku dan melihat wajahnya. Aku benar-benar tak percaya, benarkah ini?
  "Apa? Apaan?", tanyaku memintanya untuk mengulang.
  "Haha..tentu saja", ucapnya diselangi tawa jahilnya. Aku diam menahan kekesalan. Kupasang wajah marah padanya, aku ingin mengerjainya juga. "Maaf, aku hanya bercanda bilang kalau aku ini gay. Aku terlalu lama untuk menunggu kau mengatakan kalau kau menyukaiku"
  "Tapikan aku perempuan Do Kenapa bukan kamu aja.", timpalku
  "Maaf, kamu masih marah? Ayolah... aku hanya bercanda. Reno? Diiiihhhhh... ngapain aku suka sama dia. Ayolah Annalisse..", dia memohon. Aku terdiam, masih ingin mengerjainya.
  "Alasan" ucapku singkat.
  "Nggak Ann.. Percaya dong"
  "HAHAHA!", tawaku pecah seketika. Akhirnya aku bisa mengerjainya.
  "Heh, kamuuuu..." ucapnya sambil mendaratkan sebuah jitakan dikepalaku.
  "Ih, sakit tau"
  "Siapa suruh ngerjain", 
Kami pun tertawa bersama, hari ini aku bahagia sekali. Semua doaku terkabul bahwa dia bukan seorang gay. Terimakasih Tuhan!

"Eh Do, Kak Reno ngajak jalan tuh", candaku.
"Diih... ni anak!"

~~~

Gimana? menarikkan? Gue sih nggak bisa bikin cerpen beginian. Mudah-mudahan cerpennya bisa menghibur kalian yang lagi suntuk karena dicuekin pacar. Bay!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...