Gue punya temen yang mau gue kenalin ke kalian semua. Dia cewek, suka cowok tapi jomblo. Dia juga salah satu temen gue yang paling deket, kaya si ratu alay. Nah, temen gue ini pernah gue ceritain di sini. Buat yang pernah baca pasti udah nggak asing lagi sama dia, tapi buat lo yang belom, sini gue kenalin....
Namanya Setia Ilmawati, lo bisa teriakin dia jomblo, eh maksud gue bisa lo panggil dengan nama kecilnya, bey. Bey? ya... bey. Nggak usah tanya kenapa dia (bisa-bisanya) dipanggil unyu pakyu gitu, karena gue juga nggak tau jawabannya. Dia juga salah satu personil silly girl yang mendunia, baca juga di sini . Dan yang pasti bey ini adalah temen kosan gue yang selama dua tahun terakhir selalu buat catatan-catatan kelam bersama, seperti manjat pager, tidur bersama, dan buang mantan.
Sayangnya, sekarang gue nggak akan cerita tentang masa-masa kelam kita selama dua tahun menjadi anak kosan, bukan ya bukan, kalau masalah itu nanti aja kita bahas di lain kesempatan. Nah, untuk postingan kali ini kita bahas (lagi) kisah percintaan si bey yang menurut gue layak dikupas dan patut untuk diperbincangkan. *langsung silet-silet lidah.
oke kita mulai aja...
Di akhir semester enam, fakultas kita mengadakan Kuliah Praktik Bermasyarakat yang disingkat menjadi KPB. Ya... sejenis KKN gitu, pengabdian kepada masyarakat. Kebetulan yang jadi tempat kejadian perkara adalah kabupaten Subang. Sayangnya gue sama bey ditempatkan di desa yang berbeda. Gue di desa Sagalaherang dan dia di desa Bunihayu. Pelaksanaan KPB berlangsung selama sepuluh hari. Selama sepuluh hari pula kita terpisah ruang dan waktu, gue makan, dia tidur, gue tidur, dia b*ker, benar-benar terpisah. Selama sepuluh hari terjebak di tempat asing, b*ker sendirian, dingin dan menakutkan...
Biasanya kalau kita menginap di tempat asing, ada aja yang membuat kita nggak betah. Apalagi yang namanya KPB itu kita nggak akan pernah menemukan kata kenikmatan. Kenikmatan tidur, kenikmatan makan, juga kenikmatan menghirup udara segar. ish, ketek siapa nih yang bau? Belum lagi rebutan kasur, bantal, selimut, sampe rebutan kancut. Semuanya serba susah, semuanya serba rebutan, sangat-sangat membuat kita nggak nyaman juga pesek mendadak. Rasanya ingin segera berakhir lalu kembali kepada kenikmatan sesungguhnya, gogoleran di kosan.
Ssstt... tapi ternyata itu semua nggak berlaku buat si bey...
Terdengar kabar bahwa si bey bahagia selama KPB. Usut punya usut, dia bahagia kerena ada seseorang di sana. Seseorang itu bernama Jajang (nama sebenarnya). Jajang adalah seorang pengurus desa dan keponakan kesayangan Pak Lurah. Jajang ternyata ikut menyemarakan suasana KPB juga hati si bey yang sudah lama mengering. Gagal move on lah yang menyebabkan kekeringan dan sedikit gersang tersebut. Jajang bak pangeran pembawa ember yang mengguyur air ke dalam hati dan pikiran si Bey yang mengubahnya menjadi dingin menyejukan. #tsaaaahhh...
Kegiatan anak KPB pasti berhubungan dengan kantor desa, termasuk orang-orang di dalamnya. Secara otomatis si Bey menjadi sering ketemu dan berjumpa dengan si Jajang. Dimana ada Jajang di sana ada Bey. Jajang dan Bey menyatu bagai kutu dan ketombe. Belum lagi pertemuan pertama mereka yang menurut gue so sweet banget.
Saat itu air sedang sekarat-sekaratnya. Rumah yang diisi anak KPB Bunihayu ternyata kekosongan air, terpaksalah anak-anak menumpang mandi kepada warga. Kebetulan si bey numpang mandi di rumah Jajang. Di sanalah awal pertemuan, untuk pertama kalinya Jajang menyadari bey cantik memesona, lalu jatuh cintalah Jajang kepada bey. Begitu pula Bey untuk pertama kalinya melihat kamar mandi Jajang yang luas seperti kamar kosannya, lalu jatuh cintalah Bey kepada kamar mandi Jajang. #romantis
Saat itu air sedang sekarat-sekaratnya. Rumah yang diisi anak KPB Bunihayu ternyata kekosongan air, terpaksalah anak-anak menumpang mandi kepada warga. Kebetulan si bey numpang mandi di rumah Jajang. Di sanalah awal pertemuan, untuk pertama kalinya Jajang menyadari bey cantik memesona, lalu jatuh cintalah Jajang kepada bey. Begitu pula Bey untuk pertama kalinya melihat kamar mandi Jajang yang luas seperti kamar kosannya, lalu jatuh cintalah Bey kepada kamar mandi Jajang. #romantis
Masa-masa indah itu berlangsung selama sepuluh hari, semua orang tahu Jajang menyukai Bey. Selama sepuluh hari kisah percintaan itu pun bermunculan, walau sekedar tatap-tatapan, lirik-lirikan, sama colek-colekan. Bey betah, Jajang pun menggeliat karena senang. Sepuluh hari penuh cinta, cinta seorang pejajang tangguh.
Sepuluh hari pun berlalu, di hari perpisahan para mahasiswa harus mengadakan sebuah acara perpisahan, termasuk bunihayu. Di acara perpisahan Jajang memberanikan diri mengajak Bey berjoget bersama, mungkin Jajang merasa saat itu saat yang tepat untuk joget ketimbang lirik-lirikan doang, karena yang di dapet cuma belek bukan cintanya si Bey. Selama joget Jajang juga memberanikan diri meminta nomer handphone Bey. Setidaknya ketika berpisah jarak, komunikasi tidak terputus. Setelah acara itu selesai pulanglah bey kedekapan gue lagi...
Begitulah kisah cinta lokasi saat KPB di sebuah desa yang bernama Bunihayu. Ini kisah tentang cinta yang dirasakan Jajang dan Bey. Cinta yang manis banget. Oke Tamat.
Nggak menarik ya? haha karena menariknya ada setelahnya. Begini lanjutannya....
Jajang (saat itu namanya masih Jajang) setelah ditinggal bey merasa sangat kehilangan, Jajang menjadi sangat rajin menelepon, rasa cintanya masih sangat besar terhadap Bey, malahan dia mantap untuk meminang Bey dan menjadikan Bey seorang istri yang mengurusinya kelak. Namun, berbeda dengan Bey yang mulai ogah-ogahan karena bersamaan dengan berakhirnya KPB, berakhir pula rasa cinta Bey kepada Jajang. Rasa ogah-ogahannya dilatarbelakangi oleh hal-hal yang menurut gue nggak masuk akal. Lo mau tau apa? ini alasannya dia ogah-ogahan...
1. karena dia --> Jajang (nama sebenarnya)
Ini fakta dan nggak dibuat-buat. Si tia itu ogah kenal lagi karena Jajang bernama Jajang bukan yang lain. Dia malu ketika orang-orang menanyakan nama pacarnya siapa, dan dia akan menjawab Jajang lalu diketawai seluruh warga Indonesia. Menurutnya Jajang adalah nama seorang anak alay menggeliat di twitter yang tulisannya bikin mata kudisan, panuan, kutu airan, karena susah dibaca, siapa lagi kalau bukan Jajang Kusnandar.
2. tidak tau baltos
Ini fakta kedua yang bisa bikin gue ngakak guling-guling sampe idung pesek. Hellooooowww nggak semua orang kaliii tau baltos. Kalian juga sebagian ada yang tau baltos, ada juga yang nggak tau kan? iyalahh.. Baltos itu adanya di dekat tamansari, Bandung. Lagian bukan mall gede gitu, wajarlah kalau Jajang nggak tau karena memang bukan orang Bandung. Trus, kalau ada bule yang suka dia, pasti di tolak juga, bule MANA TAU BALTOS?? Secara nggak langsung jodoh si bey pasti orang Bandung.
Mengapa bisa terjadi? hmmm....
Saat itu bulan ramadhan, mereka janji ketemu untuk buka puasa bersama, Pertemuan ini adalah pertama dan terakhir kalinya. Selain buka bersama Jajang memang punya niatan lain, yaitu menyatakan cinta. Ketika janjian untuk bertemu, bey meminta Jajang menjemputnya di dekat baltos, tapi ternyata jajang nggak tau baltos, si bey pun akhirnya marah-marah dan saat penembakan Jajang ditolak dengan tegas. Ciyannn...
3. Ternyata kalau di Bandung, Jajang tidak ganteng.
Alasan ini juga yang bikin idung gue udah pesek makin pesek, iyalahh gue ngedenger dari awal dia cerita ngakak banget sampe nggak nyadar idung gue jadi segede jerawat. Dia mengaku Jajang itu ganteng kalau di kampung, mungkin nggak ada saingan. Dia juga bilang anak-anak KPB juga banyak yang ngecengin si Jajang ini. Makanya saat di Bunihayu dia cinta sama Jajang, tapi saat di Bandung Jajang mendadak tidak ganteng. Bey pun kecewaa...
haha, gimana? Ada yang minat jadi pacar si bey? dia jomblo loh. Syarat jadi pacarnya gampang, pertama lo nggak boleh namanya Jajang, kedua lo harus tau baltos, dan yang terakhir lo jangan ganteng kampung tapi harus ganteng orang Bandung. Jajang yang malang... salah apa coba dia punya nama Jajang (nama sebenarnya)??
Udah dulu ya, segini dulu postingannya. Maaf kalau tulisannya rada ngaco (karena emang nggak pernah bener)
oke baybay!
Begitulah kisah cinta lokasi saat KPB di sebuah desa yang bernama Bunihayu. Ini kisah tentang cinta yang dirasakan Jajang dan Bey. Cinta yang manis banget. Oke Tamat.
Nggak menarik ya? haha karena menariknya ada setelahnya. Begini lanjutannya....
Jajang (saat itu namanya masih Jajang) setelah ditinggal bey merasa sangat kehilangan, Jajang menjadi sangat rajin menelepon, rasa cintanya masih sangat besar terhadap Bey, malahan dia mantap untuk meminang Bey dan menjadikan Bey seorang istri yang mengurusinya kelak. Namun, berbeda dengan Bey yang mulai ogah-ogahan karena bersamaan dengan berakhirnya KPB, berakhir pula rasa cinta Bey kepada Jajang. Rasa ogah-ogahannya dilatarbelakangi oleh hal-hal yang menurut gue nggak masuk akal. Lo mau tau apa? ini alasannya dia ogah-ogahan...
1. karena dia --> Jajang (nama sebenarnya)
Ini fakta dan nggak dibuat-buat. Si tia itu ogah kenal lagi karena Jajang bernama Jajang bukan yang lain. Dia malu ketika orang-orang menanyakan nama pacarnya siapa, dan dia akan menjawab Jajang lalu diketawai seluruh warga Indonesia. Menurutnya Jajang adalah nama seorang anak alay menggeliat di twitter yang tulisannya bikin mata kudisan, panuan, kutu airan, karena susah dibaca, siapa lagi kalau bukan Jajang Kusnandar.
2. tidak tau baltos
Ini fakta kedua yang bisa bikin gue ngakak guling-guling sampe idung pesek. Hellooooowww nggak semua orang kaliii tau baltos. Kalian juga sebagian ada yang tau baltos, ada juga yang nggak tau kan? iyalahh.. Baltos itu adanya di dekat tamansari, Bandung. Lagian bukan mall gede gitu, wajarlah kalau Jajang nggak tau karena memang bukan orang Bandung. Trus, kalau ada bule yang suka dia, pasti di tolak juga, bule MANA TAU BALTOS?? Secara nggak langsung jodoh si bey pasti orang Bandung.
Mengapa bisa terjadi? hmmm....
Saat itu bulan ramadhan, mereka janji ketemu untuk buka puasa bersama, Pertemuan ini adalah pertama dan terakhir kalinya. Selain buka bersama Jajang memang punya niatan lain, yaitu menyatakan cinta. Ketika janjian untuk bertemu, bey meminta Jajang menjemputnya di dekat baltos, tapi ternyata jajang nggak tau baltos, si bey pun akhirnya marah-marah dan saat penembakan Jajang ditolak dengan tegas. Ciyannn...
3. Ternyata kalau di Bandung, Jajang tidak ganteng.
Alasan ini juga yang bikin idung gue udah pesek makin pesek, iyalahh gue ngedenger dari awal dia cerita ngakak banget sampe nggak nyadar idung gue jadi segede jerawat. Dia mengaku Jajang itu ganteng kalau di kampung, mungkin nggak ada saingan. Dia juga bilang anak-anak KPB juga banyak yang ngecengin si Jajang ini. Makanya saat di Bunihayu dia cinta sama Jajang, tapi saat di Bandung Jajang mendadak tidak ganteng. Bey pun kecewaa...
haha, gimana? Ada yang minat jadi pacar si bey? dia jomblo loh. Syarat jadi pacarnya gampang, pertama lo nggak boleh namanya Jajang, kedua lo harus tau baltos, dan yang terakhir lo jangan ganteng kampung tapi harus ganteng orang Bandung. Jajang yang malang... salah apa coba dia punya nama Jajang (nama sebenarnya)??
Udah dulu ya, segini dulu postingannya. Maaf kalau tulisannya rada ngaco (karena emang nggak pernah bener)
oke baybay!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar